Kamis, 13 Maret 2008

"Ayat-Ayat Cinta"

Membaca ayat-ayat cinta seperti membayangkan sebuah dunia hayal yang penuh imajinasi. Sosok sempurna Fahri yang santun, soleh, pintar, dan tampan adalah daya tarik dari novel laris ini disamping cerita nya yang mengharu biru. Hampir semua yang membaca novel ini akan menitikkan air matanya. Yang sangat berkesan dalam hatiku adalah keikhlasan Aisah ketika dia harus mengijinkan suaminya menikahi Maria. tapi ketika aku melihat versi Film nya aku jadi sedikit kecewa, karena ternyata apa yang ada dalam Imajinasiku tidak sepenuhnya tervisualisasi dalam film ini. Bagaimana fahri yang tenang dan sabar dalam menghadapi cobaan hidupnya tidak tergambarkan secara apik oleh Fedi Nuril, begitupun tokoh Aisyah belum sepenuhnya mencerminkan seorang perempuan yang benar-benar ikhlas. Namun meskipun tidak sedramatis novelnya, tapi paling tidak bisa untuk memberikan kontribusi bagi perfilmman Indonesia karena ternyata untuk membuat film yang bagus dan laku dipasaran tidak perlu mengumbar tema percintaan yang bebas ataupun menakut-nakuti penonton dengan suguhan film horor yang berbau mistik karena hanya akan membuat mental bangsa ini semakin terpuruk. Kekuatan dalam isi cerita adalah sesuatu yang harus diperhatikan oleh para sineas kita agar selepas kita menonton paling tidak ada hikmah yang bisa diambil.
So Hidup perfilm man Indonesia

Tidak ada komentar: